Dilema Akan Sebuah Kehadiran

Malam yang lalu hadir singgahi sepinya Taman... Membawa mendung kesedihan tinggalkan Senja Merana... Kemilau Pesonanya meresah tetap dalam menghujam... Menggetarkan Jiwa Pendamba tanpa lagi sambut Menyapa...

Malam nan elok rupa bercengkrama dalam sisi dunianya.. Mengusik ketenangan Taman mengubah sepi berganti cerita.. Pesona indahnya masihlah tetap pancarkan seharu keteduhan.. Taman terkoyak kala senyum yang ditunggu tak lagi merayu..

Taman bermuram jatuhkan embun yang tengah sibuk berdandan.. Kabut senja tak hendak lagi berseri antarkan sebuah kepergian... Malam berlalu tanpa lagi sentuhan rindu mencipta canda mesra.. Merobek hati yang lusuh dalam diam mengisi bahasa kegelapan..

Taman meredup bersama haru sebuah kehadiran... Tiadalah lagi kerling gemintang penghias langit harapan... Gelisah Para Pendamba meleburkan hati dan jiwanya... Kiranya Malam yang hadir tiadalah untuk pengobat Rindunya...

Takdir berulang Para Pendamba menyelimuti mimpinya.. Mengembara di dunia kesendirian dalam sepinya bayangan Malam.. Kenangan dan harapan kian jauh terkubur tertinggalkan.. KeRinduan terus bergema dalam kehadiran dan perjalanan..

Adalah kesengsaraan kala diam sebagai pilihan.. Adalah penderitaan kala harapan ditumpukan pada kepastian... Adalah kebodohan kala kerinduan tertutupi rasa penghormatan.. Dan Kesendirian adalah pilihan terindah dalam Perjalanan dan Penantian...

Tersenyumlah Duhai sang Malam... Tersenyumlah jika memang senja tak Kau  Buat Hening Jeritan Para Kekasih yang Merindukan... Walau sapaan,  tak harus jadi milik Jiwa yang semestinya mendendangkan..