Renungan Untuk Mu Jiwa

Dingin Terasa Amat sangat ini hari di Taman nan Sunyi..
Mengantar Satu Renungan bagi Jiwa Menjelangi Suasana
Ada Beribu Keresahan Kian Mengusik Lamunan Senja
Menoreh KeGelisahan Bagi Rindu yang masih MeLuka

Ada kalanya aku melihat Jiwa ini begitu teramat Rapuh,
Padahal seharusnya Dia bisa kuat.mengemban Dirinya
Ketika Jiwa ini telah menggulir sebuah Laku Kesalahan
Dia coba mengatakan bahwa semua orang pernah salah

Tak Aku Mengerti Kala Jiwa harus Berbagi Kehidupan
Kala harus Mencintai semua orang yang membenci Ku
Dia menghindari karena takut dan mengatakan itu sabar
Dan Berdendang Pujian, Menganggapnya itu Bermanfaat

Dingin Terasa Amat sangat ini hari di Taman nan Sunyi..
Membuka Seribu Lamunan bagi Jiwa Menjelangi Suasana
Ada Satu KeGelisahan Kian Mengusik Renungan Senja
Menoreh KeLembutan Bagi Jiwa yang masih KeCewa

Pohon berbunga di musim bunga, berbuah di musim panas
Dan menggugurkan rimbun daun-daunnya di musim gugur
Hingga Ia menjadi benar-benar telanjang di musim dingin.
Tanpa merasa mulia, tanpa ketakutan atau tanpa rasa malu.

Dikala Dedaunan tertiup angin dingin dari musim bunga
Tercium udara harum dari kebun dan semua angin angkasa.
Sekarang Jiwa ini belajar untuk Mendengar Keheningan,
Menyanyikan nada langit, Menyingkap tabir Keabadiaan..

Dingin Terasa Amat sangat ini hari di Taman nan Sunyi..
Menutup Seribu Lamunan bagi Jiwa Menjelangi Suasana
Ada Satu KeGelisahan Kian Mengusik Renungan Senja
Menoreh KeLembutan Bagi Jiwa yang masih MeRana

Seribu Pesona Melayang arungi Perjalanan Masa Lalu
Menetap Lara Serpihan Jiwa yang masih teraniaya Suram
Cinta tak cuma hargai PeCinta tapi juga yang DiCinta.
Dan Apa yang Kita sentuh adalah apa yang Kita impikan

Renungan Senja Geliat Melibas Lamunan Terporanda
Dari tanah yang sama Diri dibentuk dan manusia dicipta.
Maka Renungkan lagi untuk yang terakhir sedalamnya
Jagalah.. Karna Kau adalah Penjaga yang sama baiknya.