Musim Membawa Rindu Kembali

Salam Sejahtera untuk Mu disana Duhai para Kekasih..
Yang teramat sangat begitu dekat, namun jauh terbatas tirai Gelisah
Untuk mu wahai Mentari, Untuk mu duhai Rembulan, Untuk mu jua Sang Malam


Musim ini telah Kembali tanpa kabar sapa pembuka menerjang dengan tiba-tiba
Membawa wabah tarikan nafas yang tersendat tuk bisa hembusi indahnya NamaMu
Bersama Angin yang memang tak lagi BerSahabat mengoyak Musim Semi di Taman
Membawa kembali Rinduku yang Usang diterpa deru dan debu balikan PerJalanan

Duhai Angin.. Ada apakah ini? Engkau datang dengan begitu penuh Kemarahan..
Kau Rapuhkan lagi sosok tubuh kurus tak berbaju dalam hembusan nafas Kesesakkan
Kau kembalikan Rindu yang Ku Titip pada Mu Musim lalu tanpa arti Pencerahan
Menghancur Harapan dan Menambah beban RinduKu menepi batas Keputusasaan..

Duhai Angin.. Entah mengapa.. Dia pergi begitu saja tanpa untai pemisah mesra..
Yang bisa memberikan Ketenangan pada Jiwa yang ditinggalkan dalam Kesendirian..
Duhai Angin.. Mengapa Dia tak pernah jawab Keresahan Jiwa Ku akan Kegalauan..
Meski Aku mengerti bahwa ini adalah jawaban Mesra terbaik yang telah Dia dititipkan..

Ku amat tau.. Tak pernah ada rasa benci yang tertanam dalam Keteduhannya..
Seperti tak sedikit pun ada rasa yang sama tercipta dalam Jiwa Ku pada Indahnya
Hanya sebuah kesenjangan semu yang telah hadir memisahkan diantara Jiwa Kita..
Dan sebuah tanya tak terjawab yang tercipta dari kemesraan tanpa kata tak sengaja

Duhai Angin.. Entah mengapa.. Saat ini Jiwa Ku sangat meridukan Dia..
Keteduhan Laku yang telah lama tak hadir dalam Resah Gelisah yang Melena..
Duhai Angin.. Kuharap Dia senantiasa Cerah Ceria selalu di parasan Langitnya..
Mengisah Cerita Kebahagiaan pada Keheningan yang terjalani dalam hidupnya..

Ku amat berharap.. Dia akan senantiasa berbahagia selalu dalam putaran masanya..
Seperti tak sedikit pun ada rasa yang berbeda akan harap Jiwa Ku untuk Rindu Ku
Ku amat berharap.. Rindu ini mengantar satu pertanyaan akan Resah yang menghujam..
Menjemput satu jawaban yang sejak dulu tak pernah Jiwa Ku terima untuk Ketenangan

Satu harap JiwaKu.. Perpisahan adalah Kebahagiaan yang tiada bawa luka di hatinya
Resah Jiwa dan Rindu Ku yang tercipta tanpa menorehi KeIndahan Laku Agungnya
Tahukah engkau.. Aku akan tetap hadir menunggu “disana” dalam gelap kesunyiannya
Berkisah Lama, kala semua luput ditelan dunia impian, walau tanpa lagi engkau sapa..

*/
Bahkan Atmosfer dalam Tubuh Kurus ini berbaur rajut Mengguncang..
Diri menggigil Demam.. Hati meResah Angin Marah.. Jiwa tetaplah meRindu
Dan DiriMu terAmat Paham akan semua gejala yang menganggu Taman Indah Ku..
Aku butuh resep Keteduhan Laku Mu dengan Dosis Keheningan Langit Malam Mu..