Menyambut Musim Berlalu

Tak terasa Musim telah larut berlalu, ditelan keheningan bersama luka nan berdebu
Keheningan yang menepikan sebuah hati, pada satu sisi kehidupan yang teramat sunyi
Balutan luka merana tak hendak terobati, mengurung jiwa dalam perjalanan alam mimpi
Menerobos ruang kegelapan nan kelam, tanpa pernah tahu apa yang tengah dia rasakan

Mimpi-mimpi berguguran melebur tak berarti, ungkapan perasaan galau berhias keluhan
Melayangkan lamunan bagi esok hari, tanpa peduli khayal datang berdendang melenakan
Putaran waktu yang telah tega mengelabui, memendam luka lama melumat perihnya nurani
Tinggalkan jiwa lusuh dalam kesendirian, merana dalam gersangnya satu sisi kehidupan

Tetes embun kesegaran berharapan semu, menutup kerinduan menguak ingatan masa lalu
Meraup serpihan rapuh kasih tak sampai, bagi lusuhnya taman hati nan teramat sunyi
Gerimis tak hendak lagi datang menyapa, membilaskan lusuhnya kelam debu luka asmara
Semua pergi berlalu meninggalkan taman, merobekan lembaran tuk ganti warna kehidupan

Musim berlalu... Musim berganti... Musim akan terus berkelana tanpa pernah peduli..

Waktu terus menggeliat menggores rasa penat, mewarnai kanvas kehidupan dalam gelap
Lalaikan keceriaan cahya mentari pagi, campakkan kehangatan pelukan bunda rembulan
Musim yang berganti kan tetap berlalu tanpa ragu, meninggalkan taman hati nan semu
Menerobos dinding ruang dan waktu, menebar harapan bagi para pencari yang kelelahan

@>-;--;--- Oh bunga-bunga jiwaku ku.. Musim pun kini telah nyata berganti..

Taman rumah jiwa ini tersenyum mesra, bagi musim yang hendak menyapa ribuan canda
Menyusun sebuah prasasti pugaran baru, menata impian yang telah lusuh dimamah waktu
Getar kerinduan menghapus penyesalan, membunuh khayalan dalam dendang lagu keindahan
Mengendapkan lara dalam pelukan putik bunga, simpanan benih harapan di masa datang

Musim berlalu... Musim berganti... Musim akan terus berkelana tanpa pernah peduli..

Bunga lemah melayu dan daun pun berguguran, menyambut musim baru dalam kegirangan
Embun menyapa mesra pucuk lembut tunas muda, cumbui gairah hijau daun-daun asmara
Sinaran mentari pagi harapan baru, membasuh lusuh ribu kenangan usang ditelan waktu
Menitipkan salam rindu pada bunda Rembulan, yang telah bangunkan mimpiku semalam

Senyum ceria warna kuntum bunga di taman, menyambut musim baru yang akan menjelang
Menebar semerbak aroma harum kehidupan, bagi suasana taman harapan yang terlupakan
Tebaran rindu terbawa semilir angin, meletak benih pada tempat jatuh warna pelangi
Menitipkan harapan penat masa lalu, tuk warnai kehidupan baru di Taman yang sunyi

Musim berlalu... Musim berganti... Musim akan terus berkelana tanpa pernah peduli..
Biarlah semua tersambut kelak mendatang, dalam sebuah kenangan rindu membahagiakan..