Geliat Sang Mentari datang Menerjang Sunyinya Malam
Menyambut Mesra akan kedatangan Deras Sang Hujan
Membenahi satu sisi sudut Taman yang tlah Terlalaikan
Di Dalam Panggung Mimpi yang penuh dengan Harapan
Teguran Harap Tersirat dari Laku Sendu dalam Kebisuan
Membelai Kebencian walau itu Terasa berat Terlupakan
Rupanya Luka Luka Lama itu haruslah Aku Tinggalkan
Karena Skenario Mimpi ini Menuntut sebuah Pengabdian
Entalah.. Karena Kebencian bukan Aku yang Tanamkan
Terpupuk Subur dalam Mimpi dan Nyatanya Kehidupan
Bahkan JiwaKu tak mampu tuk Pasrahi dan Menghindar
Karena Mimpi ini tak bisa Aku Mengerti dikala Memudar
Jiwa Mengembara dalam Kisah Mimpi yang Terulang
Menuju Kerajaan Sang Mentari tempat JiwaKu Tertawan
Temui Bidadari Kecil Ku yang telah Remukkan JiwaKu
Menjelang lagi Masa yang Hendak Beranjak Terlupakan
Mengapa Mimpi ini mengantar JiwaKu kembali kesana
Sedang Sang Mentari sudi Hadir tanpa harus Aku puja
Mengapa Mimpi ini Kembali lagi dan terus Menggoda
Menoreh Benci dan Harapan serta Menuai Resah Jiwa
Entahlah.. Karena Rasa Rindu bukan Aku yang Tanamkan
Terpupuk Subur dalam Mimpi dan Nyatanya Kehidupan
Bahkan JiwaKu tak mampu tuk Pasrahi dan Menghindar
Karena Mimpi ini tak bisa Aku Mengerti dikala Memudar
Bidadari Kecil Ku tertunduk Sayu dalam Sendu Memilu
Menggugah Rindu masa Lalu yang telah Lama Berdebu
Mengurai Kisah Kesedihan bersama dalamya KeRinduan
Menguak Luka Berkarat yang terAmat dalam terPendam
Bertahun Jiwa ini penuh Duka Melepaskan Segalanya
Memikul Beban Penderitaan akan Sebuah Jeritan Rasa
Mengapa Skenario Mimpi ini Harus lagi Aku Perankan
Menjelang lagi Masa yang hendak Beranjak Terlupakan
Duhai.. Masa dimana JiwaKu Hancur Terpuruk Merindu
Masa dimana JiwaKu tak mampu lagi Mengenali DiriKu
Masa dimana Mimpi2 dan Khayalan adalah Kehidupan
Dan Penderitaan tidaklah cukup Sekedar KeterAsingan
Tegakah semua itu dengan Mudahnya Kembali Terulang?
2010 – Gelisah Jiwa
Dari Dunia Mimpi yang Terulang