Gelisah Semarak Perjamuan

Gerimis langit ku menepikan hari nan sepi, bersama Senandung Keagungan berkumandang dari celah langit yang tengah merekah. Lantunan syair Pujian menggelitik merdu, bagi seonggok Jiwa resah kala menyusuri sisi Taman nan Remang. Langit terasa hendak dingin gelisah, menebar jatuhan sendu pada tangisnya di ujung kedukaan. Membagi harapan pada bulir benih ketakutan, yang tumbuh meragu pada kenyataan di masa depan.

Temaram ini terus memuai membagi deritanya. Menyusupi sudut hari yang beranjak senja, menggelisahkan lamunan tanpa kata merobek luka. Temaram tak hendak memudar pada berkasan jingga, kala pelangi tak kunjung tercipta bersama gerimis melena.

Beranjaklah Cakrawala menyelimuti kegundahan Taman dan seisinya. Yang sedari tadi tengah menanti Perjamuan Akbar dari Rindu Para Pendamba. Menanti harap sesalan asa yang hentak menggoda, Akan masa kehadiran Istimewa Para Kekasihnya yang Tercinta.

Mentari yang hadir sejak pagi tersenyum menutup diri dibalik Temaram Langit Taman. Cahayanya menerobos tirai gumpalan abu dan sesekali mengintip keadaan Taman yang berserakan. Sinarnya yang biasa Garang berbalut lembut pada hari istimewa yang akan menjelang. Kala Bunda Rembulan rela melintas malam tuk hadir dalam sebuah Perjamuan.

Sebuah masa yang akan selalu terasa terlalu lama untuk dinantikan. Bersama rindu yang telah membeku berkepanjangan. Menitip harap sesuatu pada gelisah Taman yang Gersang, Dan senantiasa merindukan kembali arti dari sebuah kebersamaan.

Detik detik penantian dari kedatangan Bunda Rembulan bersambut syair keAgungan. Bergemuruh dalam lubuk hati Para Penyepi yang telah terbiasa menemui kekasihnya di malam hari. Senyum pesona Bunda rupawan sekilas hadir setelah bersolek diri semalaman. Hadiri takdir masa perjalanan pada Semaraknya sebuah Perjamuan.

Perjalanan Sang Mentari.. Perjalanan Bunda Rembulan.. Senyum bertebaran dalam ruang rindu seisi Taman. Sebuah Perjamuan Rindu nan penuh Kemesraan.. Bersama hadirnya gerimis di senja nan Temaram. Walau tangis kebahagiaan itu terasa tak lengkap tanpa hadirnya Sang Pelangi.

Saat sendu melepas rindu lekang menggebu.. Akan kehadiran para Pujaan Kalbu dari Jiwa yang dirundung kemalangan. Menoreh kenangan lalu di masa silam dalam cerianya Cengkrama Taman yang sulit terlupakan.. Terlenalah Taman dalam Tangis yang berkepanjangan..

Duhai.. Para Pujaan.. Yang telah setia pada sebuah Pengabdian panjang.. Adakah dirimu disana tau, tentang Taman yang telah lama ditinggalkan.. Yang tengah Meniti gelisah sendiri dalam sunyi, menyusuri sepinya hari yang tak pernah pasti.. Berbalut rindu dalam tahunan waktu yang telah menjemu.. Menantikan kehidupan baru tuk berkumpul kembali bersama Mu.. Dalam Sebuah Perjamuan nyata Pengobat Rindu..