Gerimis ini datang menemani sejak dini, tanpa pernah ku sadari..
Semarakkan dingin suasana pagi, yang seharusnya milik Sang Mentari
Rintiknya membelai lembut pucuk dedaunan, hingga embun terlupakan
Mencipta nafas kesejukan yang tak biasa, pada kegalauan sesosok diri
Gerimis ini memukau ribu lamunan, jelmakan khayal di senja hari
Pengantar mimpi bagi malam, yang tak selamanya memberi tentram
Menguak gelisah rumput ilalang, juga rembulan yang telah lama menanti
Menoreh sebuah kenangan lalu, yang tercipta bersama rintikannya
Gerimis ini tersenyum manja menggoda, dibalik buramnya kaca jendela
Mencipta secarik kertas titikan embun, yang menutupi pandangan maya
Torehan lentik jemari lunglai, bergerak pilu mecipta kata tanpa sengaja
Lalu pudar terhapus bersama datangnya hujan, yang tak kunjung mereda
Ah.. Kemuraman Hujan ini, teramat memilukan sebuah galau perasaan
Mengapa dia tega hempaskan tubuh kuyup, menggigil dan membeku
Hujamkan ribuan tetes badai Keresahan, dalam sebuah hati yang hampa
Sematkan setitik kepedihan, pada rapuhnya dinding Jiwa yang tengah luka
Kemanakah rintik Gerimis punya hati ku, sirna lenyap menghilang.???
Sedang sebuah tembang perasaan, baru saja hendak tumbuh berkembang
Alunan rintiknya teramat menggugah rindu, akan sebuah kenangan lalu
Masa-masa indah dimana hujan, tak kuasa menyayat luka teramat dalam
Oh.. Ku rindu sangat, pada hadirnya Gerimis yang teramat Romantis..
Yang senantiasa mencumbui mesra, kegalauan Jiwa ku dalam temaram
Rintikkannya telah mampu berbagi, ciptakan warni Pelangi dalam Sepi
Antarkan keceriaan Sang Mentari, turut menyemarakkan Taman Hati