Duhai Adinda Malam

Duhai Adinda Malam..
Kau adalah pesona abadi keheningan, dikala Jiwa terlelap dalam khayalan.
Kau taman abadi bidadari pemimpi, yang tengah bercengkrama menanti pagi.
Kau damaikan hati Para Penyepi, yang hendak menukar kegelisahannya sendiri.
Kau lebur jiwa para pendamba, masuki relung hatinya yang tengah terluka.
Teman sejati mu gemintang yang indah bagai ribuan intan gemerlapan
Sahabat setia mu rembulan Purnama penuh pesona yang terang benderang
Pesona Fajar pun senantiasa setia menyongsong pagi antarkan mu pulang
Yang selalu mengabdi dan mampu menghiasi paras ayu sebuah kehidupan.

Duhai Adinda Malam..
Yang akan senantiasa temani gundah dari kegelisahan jiwa resah ini
Yang selalu tersenyum menghibur kegalauan dari buruknya ribuan mimpi
Hadir mu yang selalu ku tunggu dalam sepinya akan sebuah penantian.
Gulita Mu hadirkan keteduhan dan tentram bagi Jiwa dalam resah perjalanan.
Mungkinkah jiwa rapuh ini kuasa tuk meraih tingginya hening pesona mu
Mengembara dalam Kegelapan tuk susuri seluruh sudut resah kehidupan
Melukis kecantikan nuansa mu dengan goresan lengan yang lemah ini..
Teramat reduplah lusuhnya cahaya jiwa untuk mampu mewarnai paras mu

Duhai Adinda Malam..
Ijinkanlah lelah Jiwa ini tetap selalu terjaga bersama kehadiran mu
Ku takut akan lelap menggoda yang mencipta mimpi pada sebuah kecewa
Akankah ketenraman ini mampu kekal abadi atau Jiwa kan Sirna.
Terusik datangnya Fajar dan Pagi yang hendak tega memisahkan kita.
Melenyapkan indahnya cengkrama kita dalam hening gelap suasana..
Harap Resah Jiwa ini semua pesona mu akanlah tetap selalu abadi..
Hingga kerajaan siang pun tak akan pernah lagi mampu bermentari
Akankah esok kau sudi jua hadir untuk temani ribuan resah jiwa ku lagi
Atau ku harus bermimpi tuk dapat menggapai mu dalam sebuah elegi

Duhai Adinda Malam..
Harapan terakhir di ujung Fajar.. Sudikah kau hadir dalam taman hatiku
Hingga pagi tak mampu menghapusmu dan mengusik kegelisahan ku lagi
Tentramkan beribu kegundahan ruang nan gelap dari satu sudut Jiwa ku
Atau Jiwa ini menjadi sirna, merapuh bersama kehadiran sebuah cahaya
Aku akan senantiasa menanti mu bersama berjuta kegelisahan Jiwa ku.
Aku teramat ingin memiliki mu seutuhnya untuk campakkan semua mimpi
Mungkin bagi mu jiwa rapuh yang lusuh ini tak akan pernah menjadi berarti..
Namun tidak untuk Jiwa ku yang selalu menanti kehadiran mu hingga pagi.