Detik demi detik resah terus saja berlalu, berganti jam yang akan terus melaju. Terangnya cayaha kegembiraan siang, berganti gelapnya pekat kedukaan malam dan hari pun mulai berbilang. Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu dan Minggu, tujuh nama hari yang akan terus selalu berulang dan tak akan pernah menjadi bosan. Menyambut kedatangan fajar kejora, mencumbui mentari dalam giliran dan setia mengantarkannya menuju pulang. Saat genap wajah rembulan kembali muram dan bumi tempat kehidupan ini kembali pulang dari perjalanan panjang, maka tahun pun bergeliat menggapai windu, dekade dan putaran abad. Di ujung renta usianya, sebuah nama baru yang terasa asing ditelinga Sang Waktu pun disandangnya.. Millennium..
Seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung ini memiliki skala yang merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Sang Waktu yang berjalan linear beriring urutan kejadian, membelah dirinya menjadi dulu, sekarang dan akan datang. Berawal dan berakhir atau mungkin sebuah siklus yang akan terus berulang tanpa akhir. Entahlah.. atau bahkan mungkin merupakan gabungan antara keduanya. Sang Waktu yang terus setia konstan berjalan tanpa henti, menjadi berjalan relatif kala berkecamuk dalam sebuah dunia perasaan. Gundah gulana yang tertanam akan menjadikannya terasa amatlah lambat berjalan namun dalam bahagia ia akan terasa amat cepat melesat. Meski tak pernah ia hianati milyaraan jiwa yang ada dalam naunganya, bahkan pula atas keberadaan dirinya.
Perjalanan Sang Waktu cerminan kehidupan yang beriring bersama duka lara dan suka cita bahagia. Menghapus segala kesedihan atas musibah yang tengah diderita, mengurainya helai demi helai dalam jiwa dan akhirnya sirna. Menyembuhkan rasa sakit insan yang tengah terluka karena Cinta dan mengetahui akan besarnya arti Cinta dalam detik-detik tenggelamnya sebuah pulau perasaan. Saat dimana kesenangan dan kekayaan tak lagi mempedulikannya, kala duka lara dan kesibukan telah enggan mengiringinya dan melupakan besarnya arti sebuah Cinta.. Namun Sang Sosok Tua Bijaksana amat mengerti dan menghargai arti Cinta dan mampu menolong Cinta dari kebinasaannya.. Namun Sang Waktu telah hujamkan sebuah Rindu bagi Jiwa ini yang teramat dalam dan semakin dalam beriring sebuah perjalanan..
Betapa unik engkau Sang Waktu.. Sosok tua yang telah ada sebelum semua bergerak ada, yang senantiasa berjalan tanpa henti sampai akhir hayat ketetapannya. Sosok tua yang berwibawa, Jujur dan bijaksana yang tak pernah egois mempercepat dirinya tidaklah pula picik melambat karena hawa nafsunya. Tak peduli siang meneranginya atau malam mengulitainya, ia akan tetap berjalan pada kodratnya. Sang Waktu memberikan sebuah ketetapan dan pedoman bagi semua yang pernah ada, bagi yang selalu berharap dan beriring bersamanya atau pula yang tak mempedulikannya..
Namun Sang Waktu akan tetap terus berjalan sampai ketetapan dirinya menghentikan, atau mungkin beralih pada skala yang entah apa nama dan batasannya. Dan kehidupan terhapus lalu berganti masuki sebuah Kesirnaan atau Keabadian..