Ghazal 3
Berlawanan arah planet kita berputar, jauh bintang-bintangnya berpusar,
o Saqi!
Dalam setiap debaran atom terdengar ledakan kalimat,
o Saqi!
Iman dan pikiran telah tercerai, meleleh rantai emasnya dari tangan umat-Mu
Dan kekufuran muncul dengan pakaian menawan,
o Saqi!
Obat datang menemui si sakit dan si lemah ini
AnggurTuhan dituangnya kembali seperti dulu,
o Saqi!
Taman Parsia tak berubah, juga tanah, sungai dan Tabriznya
Rumi baru belum lahir kembali di sana,
o Saqi!
Namun andai kering kerontang Iqbal tak akan putus harapan:
Serintik saja hujan, panen akan tiba,
o Saqi!
Rahasia kerajaan telah diberikan pada pengemis ini
Dan kekayaan kaisar Parvis tak seluhur laguku ini.
Ghazal 4
Perlihatkan cawan dan anggur itu kembali,
o Saqi!
Agar ke puncak luhur aku bangkit sekali lagi.
Dalam kedaiku masih tersimpan anggur kemerdekaan,
o Saqi!
Namun generasi tua telah lama melarang menutupinya.
Tiada hati singa di hutan kebenaran sekarang,
o Saqi!
Mereka sekarang sudah layu tanpa jiwa.
Siapa berani mengangkat pedang cinta sekarang,
o Saqi!
Di tangan pengetahuan hanya sarung kosong tergenggam.
Jika dari hati api membara lagi menerangi rumah ini,
o Saqi!
Kata-kata akan menyalakan lagi api kehidupan.
Namun sinar lampu ini telah meredup,
o Saqi!
Jangan renggut relung cahaya dari malamku,
Sebab dalam cawanmu kini kulihat bulan purnama,
o Saqi!