Syair Cinta - Jalaluddin Rumi

Para Pecinta

Kepala-Mu pening karena aku. Pukullah aku kalau begitu
Kau tahu aku tak ingin hidup tanpa diri-Mu
Bagiku lebih baik mati daripada pengusiran ini
Demi Allah yang membangkitkan kembali orang-orang mati.
Sama sekali tak mungkin percaya aku
Bahwa Kau berpaling dari hamba-Mu
Selalu kukatakan ucapan yang dilontarkan musuh-musuhku
Hanya rekaan dusta semata.
Kau jiwaku dan tanpa jiwaku, Bagaimana mesti hidup aku
Kau mataku tanpa Kau Aku tak punya mata untuk melihat sesuatu.


Pernyataan Cinta

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata
Kusimpan kasih-Mu dalam dada
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku tenang, diam bagai ikan
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat dalam bibirku
Tariklah misaiku dalam dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu? Mana aku tahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Ku kunyah lagi menahan kepedihan
Mengenangmu bagai unta memamah biak makanan
Dan bagai unta yang geram mulut ku berbusa.
Meskipun aku tinggal bersembunyi dan tidak bicara
Di hadirat kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah, Aku menanti tiada musim semi.
Hingga tanpa napas ku sendiri, Aku dapat bernapas wangi
Dan tanpa kepalaku sendiri, Aku dapat membelai kepala lagi.

Jalaluddin Rumi