Ghazal 1 & 2 - Muhammad IqbaL

Ghazal 1

Jika bintang-bintang mengedari sumbunya, apa langit ini langitku atau langit-Mu?
Apa harus kupedulikan dunia berputar? Jika peduli apa dunia ini duniaku atau dunia-Mu?

Jika kekekalan tak memiliki kehendak luhur, siapa yang salah?
Kekekalan seperti itu akan kering kerontang o, Tuhan.
Mengapa seorang malaikat berani membangkang di hari pertama penciptaan?
Mestikah kutahu? Jika yang tahu setan, apa ini salahku atau salah-Mu?

Jibril adalah penyampai wahyu-Mu, Muhammad rasul-Mu dan Quran adalah wahyu-Mu.
Namun jiwa siapakah yang tertulis di situ, jiwaku atau jiwa-Mu?

Apakah manusia, benda yang dicipta dari debu, bintang yang menerangi dunia-Mu.
Bangsa tak berdaya, yang sedang sakit itu, umatku atau umat-Mu?


Ghazal 2

Bersamaku dengar dan resapi keluh ini, atau campakkan:
Yang jiwanya bebas hanya mereka yang rela mengurbankan diri.
Langit yang luas, angin sejuk, segumpal debu yang bernama manusia.
Apa perlunya Kau cipta, untuk kebaikan atau kerusakan di muka bumi?

Angin bertiup di taman menggugurkan kelopak-kelopak mawar:
Apa ini musim semi maha pemurah-Mu,
atau angin baik utusan-Mu

Aku telah berdosa, ku tinggalkan surga bersendiri
Namun malaikat bukan termasuk umat dunia-liburan-Mu.
Karena aku gemar menjelajahi angkasa segala kebingungan kusingkap rahasianya
Kuturunkan restu atas dunia yang porak-poranda ini

Di hadapan roh yang tak takut menghadapi bahaya, taman-taman tak ada artinya
Aku dengan mudah dapat menangkap musuh-musuh-Mu yang tersembunyi
Namun kediaman Cinta, o Tuhan, jauh dari jangkauan sayap-sayapku
Hanya yang kehendak luhur dan berani mencapai tempat setinggi itu.