tag:blogger.com,1999:blog-69596652315521707562024-03-14T16:04:32.392+07:00Taman CengkramaNuansa KeResahan dalam Rindu Puisi dan CintaErwan Irawanhttp://www.blogger.com/profile/04935824195191924878noreply@blogger.comBlogger99125tag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-60978887915745383882017-12-05T18:26:00.000+07:002017-12-05T18:26:09.057+07:00Senja Mengingat Mu KembaliDuduk terdiam sendiri menatap langit mu mengenang kisah indah masa lalu.. Mengingat sosok ceria nun jauh di seberang sana yang pernah singgah walau sekedar bertegur sapa lewat kata..<br />
<br />
Seraut wajah nan rupawan yang sesungguhnya bukanlah harapan yang aku cari.. Namun hati tak mampu memungkiri kala manjanya menyentuh sudut sepi dan terangi gelap sunyinya hati ini...<br />
<br />
Duduk termenung menatap bayang wajah mu di langit yang pernah sama-sama kita pandangi.. Membayang dirimu disana tengah bahagia bersama orang yang entah sejauh mana engkau cinta..<br />
<br />
Jiwa ini disini tetap menatap kenangan yang pernah kita raih dalam malam taman kita.. Walau ku mungkin sadar bahwa hatimu telah jauh mengembara tinggalkan usang sebuah cerita..<br />
<br />
Duduk sendiri menatap kilauan cahaya senja di langit atap rumah dari taman kita.. Menetes air mata mengingat mu yang tak pernah kuharapkan mengisi hati dan harapan yang tak berkesudahan..<br />
<br />
Selamat Malam.. Duhai Sang Malam.. Bahagia untuk mu selalu disana.. Salam Rindu dari Hati yang Merindu.. Titipan resah dari Jiwa yang Senantiasa Gelisah.. Terima Kasih untuk Ceria mu.. Terima Kasih telah singgah Melipur Lara Ku...Erwan Irawanhttp://www.blogger.com/profile/04935824195191924878noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-34772677145097554692017-07-25T22:41:00.000+07:002017-07-25T22:41:01.978+07:00Ku Harap Musim Hujan pun Tiba<p dir="ltr">Gerimis kecil mulai datang mengisi suasana dinginnya pagi..<br>
Basahi keringnya hari-hari lusuh menahun jiwa lama merana..<br>
Kehampaan menusuk relungan hati mencipta sepi tanpa berseni..<br>
Berharap hujan yang dirindukan datang mengganti gersang suasana taman..</p>
<p dir="ltr">Romansa yang telah terlupakan terkuak dalam diri sang petualang..<br>
Menggapai asa harapan hari esok lebih indah menghiasi perjalanan..<br>
Perjalanan panjang masih terus ditapaki tanpa pernah tau akhir batasan..<br>
Menuju sebuah hati yang tengah menunggu tangisan kebahagiaan..</p>
<p dir="ltr">Gerimis ini datang setengah waktu menyeruak terasa enggan..<br>
Dia menghilang tiada berganti takdir harapan akan datangnya hujan..<br>
Kehadirannya romantisi suasana taman yang tengah berbenah dalam diam..<br>
Menanti kabar harapan pada Gerimis yang sedari tadi mengusik kerinduan..</p>
<p dir="ltr">Hujan tak kunjung datang pada musim tempat dia biasa menyapa..<br>
Menjadwal waktu yang tak pernah tau siapa saja yang merindu..<br>
Musim beralih nada pada nyanyian kesedihan para pengembara..<br>
Meningggal para perindu yang sedari dulu telah terpuruk membeku..</p>
<p dir="ltr">Pahamilah Duhai Adik..<br>
Seseorang yang benar-benar Mencintai dengan Ikhlas adalah orang yang akan turut Bahagia akan Kebahagiaan orang yang Dicintainya.. Dia yang akan turut Berduka atas duka Kekasihnya.</p>
<p dir="ltr">Mungkin Dia tak mampu mewujudkan Rasa Cintanya.. Sebagaimana Dia tak akan sanggup Membencinya..<br>
Mungkin Dia tak memiliki kesempatan untuk Meraihnya.. Sebesar keresahan Melukai perasaan Kekasihnya..<br>
Mungkin Dia tak Ditakdirkan memilikinya.. Namun bukan alasan untuk Melupakannya..</p>
<p dir="ltr">Kebahagiaan sang Kekasih adalah Prioritas Utamanya.. Keikhlasan adalah bukti sejauh mana kadar Cintanya.. Perpisahan tak mampu membuat Cinta Sejati terakhiri.. Kerana Rasa hati tak akan bisa dibatasi Jarak, Waktu dan Pengorbanan..</p>
<p dir="ltr">Percayalah Adik..<br>
Jika Cinta tak Ditakdirkan untuk Bersama.. Setidaknya, ijinkanlah Rasa ini mengungkapkannya.. Agar kelak tak ada Penyesalan karena tiada kesempatan Mengungkapkannya.</p>
<p dir="ltr">2017 - Nyanyian Gerimis Harapan by Taman Cengkrama</p>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-15611724817835758312017-07-19T23:33:00.001+07:002017-07-19T23:33:28.248+07:00Oh Malam.. Aku Merindui Mu..<p dir="ltr">Malam.. Saat ini Aku sangat merindui Mu.. Rindu akan gambar kenangan lalu.. Dikala dulu Kita sering bercanda mesra bersama dalam dunia bayangan Senja.. Menatap bersama kilauan Cahaya harapan dan asa.. Menyapa mu setiap saat, kala gundah hati telah menjadi penat..</p>
<p dir="ltr">Malam.. Saat ini Aku teringat akan engkau yang jauh disana.. Jauh di sebrang batasan yang sulit ku gapai untuk ku dekap.. Gelap mu telah membutakan pandangan ku meraih keputus-asaan.. Lenyap sirna dalam pekat gulita yang tak pernah tau, hingga kapan cahaya akan benderang..</p>
<p dir="ltr">Malam.. Sosok mu menjelma selalu dalam setiap jeritan luka yang pernah aku bawa.. Harapan pelipur lara dalam hari-hari yang penuh duka nestapa.. Harap jiwa ku luruh meronta pada keinginan yang tak lagi biasa.. Berharap dirimu kembali menyapa pada hati yang merindukan cahaya..</p>
<p dir="ltr">Malam.. Jiwa ini masih tetap ada disini.. Masih seperti dulu, kala terakhir Kau tinggalkan Aku sendiri.. Menjalin resah akan kabar mu yang selalu ku rindu.. Masih tetap menunggu penuh harap akan kehadiran mu.. Dalam Taman yang tetap sepi.. Tanpa belaian hangat lembut paras Mu lagi.. </p>
<p dir="ltr">Malam.. Disini Aku Menanti...  Walau harapan ini tak lagi nyata bersama semua yang telah Melena.. Walau hujan ini terus mendera.. Menerpa wajah lusuh berharap alunan canda tawa.. Biarlah Jiwa ini tetap berharap dan terlelap bersama gelapnya pesona Adinda.. Hingga esok hari berganti membawa cahaya..</p>
<p dir="ltr">Dan Aku akan tetap terus Menanti.. Dalam Taman yang tak lagi hendak bersemi.. Inilah buah rindu dalam kalbu yang terus menggebu.. Berharap pilu menanti ajal menjemput segala laku.. Salam rindu untuk mu duhai kegelapan malam.. Gulita keheningan yang akan selalu ku dambakan.. Hingga akhir cahaya pun memudar dalam keremangan..</p>
Erwan Irawanhttp://www.blogger.com/profile/04935824195191924878noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-77634389270085903012017-07-08T13:53:00.001+07:002017-07-09T03:07:47.739+07:00Kabar Resah tuk Adik TerSayang<p dir="ltr">Salam Sejahtera untuk mu Adik nun Jauh di ujung sana.. Salam yang membawa keresahan dari seonggok hati sang Penyepi.. Dari hening sepinya Taman di kesejukan ketinggian tempat bermukim para khayangan.. Menuju hangatnya hampar dataran tempat kediaman masa indah kecil mu.. Tempat awal dimana sang Mentari memulai tugasnya menyebar inspirasi. Pada daratan tanah penuh misteri yang masih sama kita pijak bersama ini..</p>
<p dir="ltr">Salam resah hati ku untuk mu duhai Adik tersayang.. Dari sosok Perindu masa lalu yang tengah mengembara mencari kebenaran.. Bagi usia belia mu yang masih penuh keceriaan dalam masa pencarian.. Di kehidupan tempat kita bermain yang sesungguhnya kejam dan penuh kemunafikan.. Salam resah yang terkuak kala terasakan pencarian mu telah keluar dari tujuan.. Dan Apa yang kau dapatkan bukanlah sesuatu yang sesungguhnya engkau butuhkan.. </p>
<p dir="ltr">Jiwa polos mu semestinya tengah bercengkrama dalam masa bahagia bersama jiwa sebaya.. Terlalu berbahaya bermain dalam dunia penuh dusta yang tak akan peduli dengan apa dan siapa..<br>
Dunia ini tempat para mahluk lapar yang siap memangsa demi kepentingan hasrat keserakahnya.. Penebar perangkap pujian yang menjerumuskan dalam dusta belaka.. Dan apa yang kau terima telah melampaui apa yang dirimu mampu pertanggung jawabkan.. </p>
<p dir="ltr">Mereka akan berlepas tangan karena jiwa-jiwa polos adalah boneka permainan.. Para pencari kehilangan arah tujuan karena jejak  terhapus bersama pujian dan sanjungan.. Hinaan dan cercaan adalah hanyalah milik jiwa polosmu seorang.. Hentikan perjalanan dan hancurkan harapan.. Hanya Jiwa resah inilah yang akan tetap setia mrngingatkan.. Bersama mereka para pencari dan perindu yang  mengembara dan masih tetap teguh pada tujuan..</p>
<p dir="ltr">Pulanglah Adik.. Pulanglah pada masa dan tempat dimana seharusnya jiwamu berada bahagia.. Kembalilah ke hasrat awalmu untuk memulai kembali perjalanan dan pencarian sesuai masa dan tujuan.. Lupakan segala manis pujian dan pahit hinaan yang pernah dirimu rasakan.. Tak perlu lagi engkau pertahankan dan tak berguna lagi diperjuangkan.. Sambutlah jiwa-jiwa tulus yang tengah meresahkan mu yang berada terpisah dari laku Pujian dan Hinaan..</p>
<p dir="ltr">Hentikan.. Simpanlah energi muda mu untuk bekal memulai perjalanan baru.. Jangan habiskan demi mempertahakan apa yang seharusnya bisa kau jadikan pelajaran.. Melawan arus bukan untuk diperjuangkan selama bahtera mu salah akan arah tujuan.. Karena semakin engkau mengelak bahkan meratap.. Semakin bertambah berat pula beban dan caci-maki yang engkau dapat.. Karena para penyanjung telah melengang pergi meninggalkanmu seorang diri tanpa peduli.. </p>
<p dir="ltr">Lihatlah dengan hatimu duhai Adik terSayang.. Akan ada banyak Cinta bisa kau rasa jika jiwamu mengembara bersama jiwa-jiwa yang sederhana.. Mereka yang tengah memperjuangkan hakikat sebenarnya dari apa yang justru selama ini kau tentang.. Mereka bukanlah para penyanjung apalagi pengumpat seperti yang selama ini engkau temui di perjalanan.. Mereka lebih memilih Cinta Kasih dalam menghadapi segala keadaan.. </p>
<p dir="ltr">Mari kita jalan beriring bersama menggapai tujuan yang lebih mulia.. Tanpa perlu ada lagi sanjungan yang akan melenakan dan memaksa mu melakukan kebohongan.. Jadilah dirimu sendiri yang bersahaja apa adanya tanpa mengada-ada.. Karena dunia belia mu terlalu indah jika harus kau biarkan habis tergadai sia-sia.. Kembalilah duhai Adik.. Jiwa ini memanggil mu diantara resah dan kepedulian.. Sebelum dirimu kelak menyesal dalam sesalan yang sudah tiada lagi ada harapan dan kesempatan..</p>
Erwan Irawanhttp://www.blogger.com/profile/04935824195191924878noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-30127268288892253102016-05-28T15:24:00.001+07:002017-07-06T23:00:35.538+07:00Dilema Akan Sebuah Kehadiran<p dir="ltr">Malam yang lalu hadir singgahi sepinya Taman... Membawa mendung kesedihan tinggalkan Senja Merana... Kemilau Pesonanya meresah tetap dalam menghujam... Menggetarkan Jiwa Pendamba tanpa lagi sambut Menyapa...</p>
<p dir="ltr">Malam nan elok rupa bercengkrama dalam sisi dunianya.. Mengusik ketenangan Taman mengubah sepi berganti cerita.. Pesona indahnya masihlah tetap pancarkan seharu keteduhan.. Taman terkoyak kala senyum yang ditunggu tak lagi merayu..</p>
<p dir="ltr">Taman bermuram jatuhkan embun yang tengah sibuk berdandan.. Kabut senja tak hendak lagi berseri antarkan sebuah kepergian... Malam berlalu tanpa lagi sentuhan rindu mencipta canda mesra.. Merobek hati yang lusuh dalam diam mengisi bahasa kegelapan..</p>
<p dir="ltr">Taman meredup bersama haru sebuah kehadiran... Tiadalah lagi kerling gemintang penghias langit harapan... Gelisah Para Pendamba meleburkan hati dan jiwanya... Kiranya Malam yang hadir tiadalah untuk pengobat Rindunya...</p>
<p dir="ltr">Takdir berulang Para Pendamba menyelimuti mimpinya.. Mengembara di dunia kesendirian dalam sepinya bayangan Malam.. Kenangan dan harapan kian jauh terkubur tertinggalkan.. KeRinduan terus bergema dalam kehadiran dan perjalanan..</p>
<p dir="ltr">Adalah kesengsaraan kala diam sebagai pilihan.. Adalah penderitaan kala harapan ditumpukan pada kepastian... Adalah kebodohan kala kerinduan tertutupi rasa penghormatan.. Dan Kesendirian adalah pilihan terindah dalam Perjalanan dan Penantian...</p>
<p dir="ltr">Tersenyumlah Duhai sang Malam... Tersenyumlah jika memang senja tak Kau Buat Hening Jeritan Para Kekasih yang Merindukan... Walau sapaan, tak harus jadi milik Jiwa yang semestinya mendendangkan..</p>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-78055342416241813402015-07-17T00:42:00.000+07:002016-05-28T15:25:38.618+07:00Keheningan Hari KemenanganHari ini.. selepas Ramadan.. <br />
Hari yang berlinang air mata dan penuh dengan kesedihan<br />
Bulan mulia penuh keberkahan telah pergi meninggalkan<br />
Berharap usia mampu mencapai kehadirannya di musim depan<br />
<br />
Kepergian Ramadan menyisakan dalamnya sesak kerinduan<br />
Berganti Pesta Raya Hari Kemenangan nan penuh Kemeriah<br />
Hari dimana kembalinya Jiwa Lusuh ke fitrah Kesucian<br />
Beriring gema takbir penuhi ruang hati dalam kesendirian<br />
<br />
Hari berbuka dimana tiada lagi menahan diri dari berpuasa <br />
Menahan diri dan berjuang dalam mengalahkan musuh dirinya<br />
Namun adakah esensi hal tersebut sampai ke dalam hati kita<br />
Hingga seberapa pantas kita untuk merayakan kemenangannya<br />
<br />
Ingat kembali susah payah sebulan hipoglikemi yang teralami<br />
Dalam pikiran mereka yang memang tidak pernah ingin mengerti<br />
Angkuh bercuit dan berlogika salah akan memahami makna iman<br />
Sedang Jiwa ikhlas terpanggil karena semua ini diperintahkan<br />
<br />
Akan tetaplah sebuah tujuan dalam jiwa para pencari Ketaatan<br />
Bagai melewati jalan berduri dan berhati-hati saat meniti<br />
Apakah setelah terlampaui kita menjadi semakin berhati-hati<br />
Hingga terus menjaga diri agar tetap selamat tertusuk duri<br />
<br />
Jika semua itu tidak membuat menjadi pribadi yang bertaqwa<br />
Akanlah banyak jiwa yang hanya mendapat rasa lapar dan dahaga<br />
Jika jiwa telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri<br />
Janganlah berputus asa, karena Dia mengampuni dosa semuanya<br />
<br />
Kumandang takbir pertanda musim berganti waktunya pembuktian<br />
Apakah dari puasa lapar dahaga ada perbaikan yang didapatkan<br />
Hari Fitri memanglah untuk dirayakan dan penuh kegembiraan<br />
Namun janganlah sampai mengotori kesucian karena kesia-siaan<br />
<br />
Takbir bergema beriring perjalanan menuju taman kebersamaan<br />
Terhenti di puncak pertemuan agung bersama Pemberi Kemenangan<br />
Sebuah perjamuan akbar yang dihadiri barisan tamu undangan<br />
Berdandanan jubah kesucian dan semerbak wewangian pengharapan<br />
<br />
Syiar nan penuh keagungan bertabur doa dari para pengharap<br />
Berterbangan resah menuju tempat tertinggi dalam Keheningan<br />
Membawa seribu pesanan rahmat bagi kehidupan akhirat kelak<br />
Semoga ikhlasnya pengabdian berbuah indah di Taman Keabadian<br />
<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-53883614868583458462015-07-06T20:34:00.000+07:002015-07-06T20:34:44.592+07:00Gemintang Senja BerSenggamaKala Venus dan Jupiter saling Mendekat di Waktu Senja. <br />
Dua Rindu Menyatu dalam Cinta yang telah usang Berdebu.<br />
Elongasinya hanya 0,2 derajat, sangatlah teramat dekat<br />
Jarak terdekat dalam kurun waktu 14 tahun yang bergerak.<br />
<br />
BerAurakan Binar Cahaya Semakna pada Bintang Bethlehem <br />
Super konjungsi karena mereka tampaklah sangat benderang.<br />
Fenomena dua Cinta saling mendekat dalam pandangan mata.<br />
BerMesra di sela Dua Senja Mereka pun Asyik Bersenggama<br />
<br />
Mereka menampakkan sejoli yang cemerlang di angkasa raya<br />
Magnitudo menerangkan kecerlangan mereka semakin terang.<br />
Pemilik Cinta jelas lebih beraura dari apa yang DiCinta<br />
Karena pandangan mata tak bisa merasa apa yang mereka rasa.<br />
<br />
Mereka yang Jauh Mendekat namun yang dekat tetaplah jauh<br />
Jutaan jarak rasa tetaplah akan memisahkan Cinta mereka.<br />
Pertemuan mereka tetap akan terjadi dalam waktu yang lama<br />
Namun pertemuannya terjadi dalam rentang waktu yang acak.<br />
<br />
Fenomena ini jadi cerita mereka para pemilik Rasa Cinta. <br />
Keduanya akan tetap merendah karena dalamnya rasa mereka.<br />
Tak akan mudah para Pendamba saksikan kisah Cinta mereka.<br />
Hanya pengorbanan tulus dan kesungguhan sebagai kuncinya <br />
<br />
Pertemuan musim ini digelar di peralihan musim yang ada<br />
Puncaknya terjadi pada awalan senja hari di musim kedua <br />
Kebersamaan mereka adalah pertunjukkan indah Kebersamaan<br />
Berselimut kabut dengan Garisan Cinta dan Buah Cintanya.<br />
<br />
Awal musim Sang Pencinta mendekat pancarkan cahaya Cinta<br />
Yang diCinta pun turut mendekat dalam Gelap langit Malam.<br />
Keduanya menggelar kisah di senja kala sang raja terlelap<br />
Tersenyum bahagia tanpa ada lagi Kerlip kesedihan dan duka.<br />
<br />
Bunda Rembulan pun turut tersenyum merestui Cinta keduanya<br />
<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-6508869448670581032015-06-14T11:06:00.002+07:002015-06-14T11:06:55.856+07:00Tangis Duka untuk Malaikat KecilLangkah bisu berliku ini Semakin tak Terarah Kian Pasrah..<br />
Susupi Kehilangan akan Sosok Manis Mu Duhai Adik TerSayang<br />
Panjatan Doa Mencari Keberadaan Mu Mengisi Kesenduan Hari<br />
Bersama samar, Ribuan sebaran kabar kehilangan pun memudar<br />
Bergema rintih dalam keheningan.. Bisikan lirih pengharapan..<br />
<br />
Jiwa ini meRindu Senyum Manis Mu hadir kembali diantara hari<br />
Berharap Engkau cepat kembali dengan kabar yang lebih Pasti<br />
Kabar tentang Mu jadi harapan Keresahan memenuhi kisah usang<br />
Kisah misteri yang mengundang kebingungan bagi para pemeran<br />
Sebuah tanya dalam kehampaan, Dimanakah dirimu Kami temukan..?<br />
<br />
Rebahlah duka Jiwa Para Pendamba berselimutkan nisan hati.. <br />
Tangis mendalam tercurah hancurkan celah rindu pengharapan..<br />
Sungguh tak bisa dipercaya dengan apa yang harus Jiwa terima<br />
Pupuskan asa yang tak mampu diterima akan kenyataan yang ada<br />
<br />
Linangan Air mata tak terbendung dari mata Para Pengharap<br />
Tangisan Duka Kecewa dari hati Para Pendamba pemilik rasa <br />
Waktu berlalu teramat singkat untuk bisa dicegah mendekat<br />
Terpuruk haru menuju curamnya lembah penyesalan nan dalam..<br />
<br />
Terlalu perih apa yang Engkau alami Duhai Adik Tersayang<br />
Terlalu pahit dunia kehidupan mu yang harus Engkau telan<br />
Tiada kata terpedih yang dapat lagi Jiwa ini bisa lukiskan<br />
Hanya penyesalan yang semua rasakan karena telah melalaikan <br />
<br />
Engkau pergi meninggalkan karena Jiwa ini telah melupakan<br />
Engkau sendiri dikala Jiwa ini bisa tertawa bersama keluarga<br />
Engkau jalani semua derita hingga Jiwa ini tak lagi merasakan<br />
Hanya teman-teman kecil Mu lah yang mengerti curahan derita<br />
<br />
Bisa Kami Bayangkan akan derita yang selama ini Engkau alami<br />
Walau Tak bisa Kami rasakan luka dera yang harus Engkau jalani<br />
Hanya perih di hati yang Kami rasakan dari elegi kisah duka mu<br />
Sedang derita nyata hanya Engkau yang harus rasakan selalu <br />
<br />
Seharusnya ini adalah Masa indah Mu Duhai Malaikat Kecil Ku<br />
Masa yang hanya datang sekali dalam semusim tiap Perjalanan<br />
Masa dimana Dirimu berhak menghabiskan Waktu tanpa Alasan<br />
Dalam dunia Permainan bersama Jiwa-jiwa Riang dalam Taman <br />
<br />
Engkau pelita bagi jutaan Jiwa seusia mu di masa mendatang<br />
Engkau Cahaya bagi para ibunda dalam mendidik keteladanan<br />
Engkau teguran bagi pemilik taman ini akan amanah kepedulian<br />
Engkau duka bagi kami yang kini bersimpuh dalam penyesalan <br />
<br />
Pulanglah Engkau dengan tenang Duhai Adik Manis Tersayang<br />
Kepada Pemilik mu yang Dia Teramat Pengasih lagi Penyayang<br />
Dunia ini Terlalu Kejam untuk Jiwa Lembut dan Kepolosan Mu <br />
Karena pesona Mu terlalu berharga ditukar dunia yang hina<br />
<br />
Tuhan teramat Sayang pada Mu Duhai Adik Manis Tersayang.. <br />
Dia raih Dirimu ke pangkuan-Nya karena cukup sudah derita<br />
Dia Tersenyum menjemput Mu dengan penuh Rasa Kasih Sayang <br />
Dalam riang Taman yang takan ada lagi duka Berkepanjangan <br />
<br />
Jadilah Engkau Pelita terindah yang akan menerangi Dunia<br />
Jadilah Engkau kerlip bintang paling terang bergemerlapan<br />
Jadilah Engkau Malaikat Kecil yang Ceria penuh suka cita<br />
Penghias taman tempat jiwa yang mendamba Kasih Sayang Nya<br />
<br />
Engkau Sang Penghibur tanpa perlu Jiwa ini harus meminta<br />
Engkau Sang MaLaikat Kecil yang polos untuk berManis Kata..<br />
Kami berharap Engkau senantiasa berbahagia disana Sayang<br />
Bersama teman-teman kecil mu yang selalu setia menemani mu<br />
<br />
Duhai.. Malaikat Kecil Ku yang tengah Riang Mengembara..<br />
Melebur Jiwa yang tlah terTawan, terGadai, Menetap Sirna<br />
Tak perlu lagi Engkau menoleh Resah dalam Perjalanan Mu<br />
Tetapkan Jalan Lurus Mu menuju Taman Impian yang Nyata<br />
<br />
Bersemayamlah dengan Tenang Duhai Jiwa Manis Penuh Dambaan<br />
Bersemayamlah Abadi di Taman Penuh Kebahagiaan Kasih Sayang..<br />
Dimana Dahaga Mu lenyap Sirna tergantikan oleh Bahagiaan<br />
Dan Yakinkan Diri… Bahwa Engkau kini tidak lagi Sendiri.. <br />
<br />
***<br />
Duhai Sang Penggenggam Jiwa.. Berkahilah Jiwa Polos Mereka..<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-81965708132167678552015-05-07T21:14:00.000+07:002015-05-07T21:14:14.573+07:00Ghazal 3 dan 4 - Muhammad IqbaLGhazal 3<br />
<br />
Berlawanan arah planet kita berputar, jauh bintang-bintangnya berpusar,<br />
<br />
o Saqi!<br />
Dalam setiap debaran atom terdengar ledakan kalimat,<br />
<br />
o Saqi!<br />
Iman dan pikiran telah tercerai, meleleh rantai emasnya dari tangan umat-Mu<br />
Dan kekufuran muncul dengan pakaian menawan,<br />
<br />
o Saqi!<br />
Obat datang menemui si sakit dan si lemah ini<br />
AnggurTuhan dituangnya kembali seperti dulu,<br />
<br />
o Saqi!<br />
Taman Parsia tak berubah, juga tanah, sungai dan Tabriznya<br />
Rumi baru belum lahir kembali di sana,<br />
<br />
o Saqi!<br />
Namun andai kering kerontang Iqbal tak akan putus harapan:<br />
Serintik saja hujan, panen akan tiba,<br />
<br />
o Saqi!<br />
Rahasia kerajaan telah diberikan pada pengemis ini<br />
Dan kekayaan kaisar Parvis tak seluhur laguku ini.<br />
<br />
<br />
Ghazal 4<br />
<br />
Perlihatkan cawan dan anggur itu kembali,<br />
o Saqi!<br />
<br />
Agar ke puncak luhur aku bangkit sekali lagi.<br />
Dalam kedaiku masih tersimpan anggur kemerdekaan,<br />
o Saqi!<br />
<br />
Namun generasi tua telah lama melarang menutupinya.<br />
Tiada hati singa di hutan kebenaran sekarang,<br />
o Saqi!<br />
<br />
Mereka sekarang sudah layu tanpa jiwa.<br />
Siapa berani mengangkat pedang cinta sekarang,<br />
o Saqi!<br />
<br />
Di tangan pengetahuan hanya sarung kosong tergenggam.<br />
Jika dari hati api membara lagi menerangi rumah ini,<br />
o Saqi!<br />
<br />
Kata-kata akan menyalakan lagi api kehidupan.<br />
Namun sinar lampu ini telah meredup,<br />
o Saqi!<br />
<br />
Jangan renggut relung cahaya dari malamku,<br />
Sebab dalam cawanmu kini kulihat bulan purnama,<br />
o Saqi! Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-66260959095245580522015-05-05T20:24:00.000+07:002015-05-05T20:24:00.874+07:00Di Bawah Naungan Cinta - Ibnu HazmCinta tak dimusuhi agama dan tak dilarang syariat-Nya.<br />
Mencintai keindahan dan membiarkan cinta bersemi bukanlah hal yang hina, apalagi dosa.<br />
<br />
Kapan[kah] Muhammad mengharamkan cinta,<br />
Dan apakah ia menghina umatnya yang jatuh cinta.<br />
Janganlah kau berlagak mulia,<br />
Dengan menyebut cinta sebagai dosa.<br />
<br />
Wahai dara Hubaisy!<br />
Terimalah daku selagi hayat dikandung badanmu!<br />
Sudilah dikau kuikuti dan kutemui di suatu rumah mungil atau di lembah sempit antara dua gunung!<br />
Tidak benarkah orang yang dilanda asmara berjalan-jalan di kala senja, malam buta, dan siang bolong?<br />
<br />
<br />
*/ “Tidak adakah di antara kalian orang yang penyayang?” Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-72495362160231536822015-05-03T21:05:00.000+07:002015-05-03T21:05:13.973+07:00The Mother - Ibu - Khalil GibranIbu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia.<br />
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.<br />
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.<br />
<br />
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.<br />
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya.<br />
<br />
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.<br />
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.<br />
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.<br />
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.<br />
Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.<br />
<br />
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud. Penuh cinta dan kedamaian. Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-84799103994793061292015-05-01T16:25:00.000+07:002015-05-01T16:25:46.171+07:00Tentang Cinta - Jalaluddin RumiInilah Cinta :<br />
Terbang tinggi ke langit<br />
Setiap saat mencampakkan ratusan hijab<br />
Pertama kali menyangkal hidup (zuhud),<br />
Pada akhirnya (jiwa) berjalan tanpa kaki (tubuh)<br />
Cinta memandang dunia telah raib<br />
Dan tak mempedulikan yang nampak di mata<br />
Ia memandang jauh ke sebalik dunia bentuk-bentuk<br />
Menembus hakikat segala sesuatu<br />
<br />
Sang burung terbang tinggi,<br />
Sementara bayang-bayangnya meluncur<br />
di permukaan bumi terbang seperti sang burung.<br />
Orang dungu memburu bayang-bayang itu,<br />
Berlari sampai kehabisan tenaga.<br />
Tanpa mengetahui bahwa yang dikejarnya<br />
Hanyalah pantulan dari sang burung di langit,<br />
Tak menyadari sumber bayang-bayang.<br />
<br />
Cinta adalah nyala yang, ketika membara,<br />
Menghanguskan segalanya kecuali Sang Kekasih.<br />
Dia menggerakkan pedang<br />
"tiada Tuhan" untuk membantai "yang selain Tuhan"<br />
Setelah "tiada Tuhan", apalagi yang tersisa?<br />
Masih tertinggal "selain Allah," yang lain telah lenyap.<br />
Bagus, hebat, wahai Cinta yang membakar berhala.<br />
<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-58800807826945490032015-04-30T00:58:00.000+07:002015-04-30T00:58:51.735+07:00Omar Khayyam - Omar KhayyamDan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru - "Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi."<br />
<br />
Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / "Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!"<br />
<br />
Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan mulut mereka tersumbat dengan Debu.<br />
<br />
Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.<br />
<br />
Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang sama seperti ketika kumasuk.<br />
<br />
Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu aku pergi."<br />
<br />
Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.<br />
<br />
Jari yang Bergerak menulis; dan setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya.<br />
<br />
Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - karena Ia / Bergelung tanpa daya seperti Engkau dan Aku. Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-19424144874421995392015-04-25T21:54:00.000+07:002015-04-25T21:54:51.715+07:00Ghazal 1 & 2 - Muhammad IqbaLGhazal 1<br />
<br />
Jika bintang-bintang mengedari sumbunya, apa langit ini langitku atau langit-Mu?<br />
Apa harus kupedulikan dunia berputar? Jika peduli apa dunia ini duniaku atau dunia-Mu?<br />
<br />
Jika kekekalan tak memiliki kehendak luhur, siapa yang salah?<br />
Kekekalan seperti itu akan kering kerontang o, Tuhan.<br />
Mengapa seorang malaikat berani membangkang di hari pertama penciptaan?<br />
Mestikah kutahu? Jika yang tahu setan, apa ini salahku atau salah-Mu?<br />
<br />
Jibril adalah penyampai wahyu-Mu, Muhammad rasul-Mu dan Quran adalah wahyu-Mu.<br />
Namun jiwa siapakah yang tertulis di situ, jiwaku atau jiwa-Mu?<br />
<br />
Apakah manusia, benda yang dicipta dari debu, bintang yang menerangi dunia-Mu.<br />
Bangsa tak berdaya, yang sedang sakit itu, umatku atau umat-Mu?<br />
<br />
<br />
Ghazal 2<br />
<br />
Bersamaku dengar dan resapi keluh ini, atau campakkan:<br />
Yang jiwanya bebas hanya mereka yang rela mengurbankan diri.<br />
Langit yang luas, angin sejuk, segumpal debu yang bernama manusia.<br />
Apa perlunya Kau cipta, untuk kebaikan atau kerusakan di muka bumi?<br />
<br />
Angin bertiup di taman menggugurkan kelopak-kelopak mawar:<br />
Apa ini musim semi maha pemurah-Mu,<br />
atau angin baik utusan-Mu<br />
<br />
Aku telah berdosa, ku tinggalkan surga bersendiri<br />
Namun malaikat bukan termasuk umat dunia-liburan-Mu.<br />
Karena aku gemar menjelajahi angkasa segala kebingungan kusingkap rahasianya<br />
Kuturunkan restu atas dunia yang porak-poranda ini<br />
<br />
Di hadapan roh yang tak takut menghadapi bahaya, taman-taman tak ada artinya<br />
Aku dengan mudah dapat menangkap musuh-musuh-Mu yang tersembunyi<br />
Namun kediaman Cinta, o Tuhan, jauh dari jangkauan sayap-sayapku<br />
Hanya yang kehendak luhur dan berani mencapai tempat setinggi itu. Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-17887685869316660092015-04-25T01:54:00.000+07:002015-04-25T01:54:03.179+07:00Nyanyian Malam - Kahlil GibranSunyi adalah malam, namun dalam jubah kesunyian<br />
mimpi-mimpi membohongi penantian<br />
matanya yang tajam mengawasi hari-hari yang telah berlalu<br />
<br />
Biarkan aku membawamu anak perempuan padang<br />
kepada pecinta kebun anggur<br />
anggur yang kita peras akan memadamkan api kerinduan<br />
<br />
Tak dapatkah kau dengar burung hantu dipadang itu melantunkan melodi?<br />
nafas bukit-bukit telah memenuhi langit<br />
nafas mereka bau wewangian tumbuh-tumbuhan<br />
<br />
Tak perlu kau takut, cintaku<br />
karena tak pernah memiliki bintang-bintang di ketinggian<br />
kepadamu mereka akan menceritakan apa yang mereka ketahui<br />
halimun tipis malam berputar di kebun-kebun anggur ini<br />
mereka akan menyimpan rahasia-rahasia kita<br />
<br />
Tak perlu kau takut, wahai pengantin<br />
perempuan yang berjiwa akan keluar dari gua magisnya<br />
dia berbohong dalam tidur yang mabuk<br />
tidak terlihat oleh semuanya<br />
bahwa ia menyelamatkan mata-mata waktu<br />
<br />
Sang raja yang berjiwa<br />
jika ia harus lewat, biarkan hasrat memberikannya batas ujian<br />
seperti aku, dia jatuh cinta dan karenanya<br />
tak mungkin menghukum cinta<br />
apalagi membakarnya Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-72461423404022148822015-04-23T23:13:00.000+07:002015-04-23T23:13:44.350+07:00Petikan Rubaiyat 2 - Omar KhayyamCatatan Tuhan<br />
<br />
Kalam Loh Mahfuz mencatat…<br />
Dan sesudah mencatat…<br />
Lagi mencatat…<br />
Segala doa dan ikhtiar…<br />
Tidak dapat memadamkan catatan Ilahi….<br />
Biarpun hanya sekerat baris……..<br />
Pun seberapa banyak air mata….<br />
Sepatah pun tidak akan terhakis…..<br />
Catatan Tuhan Yang Maha Menyayangi.<br />
<br />
Mata<br />
<br />
Oh mata, kau tak buta, lihat liang lahad itu<br />
dan lihat dunia yang penuh kekacauan dan sengsara<br />
raja, kadi dan putera, semua terkubur di dalam tanah<br />
lihat si wajah cantik di rahang-rahang semut<br />
<br />
Kehormatan<br />
<br />
Bukan kemiskinan yang mendorongku datang kepadamu<br />
Aku tak miskin, sebab keinginanku bersahaja<br />
Yang kucari darimu hanyalah kehormatan<br />
Kehormatan seorang yang bebas dan berdiri tegak<br />
<br />
Inilah Aku<br />
<br />
Masa kini dan di masa depan orang akan datang dan berkata, “Inilah aku!”<br />
Hadiah emas atau perak ia berikan, sambil berkata, “Inilah aku!”<br />
Namun ketika suatu masa dalam hidupnya ia jatuh sakit<br />
Maut memerangkap dan berkata, “Inilah aku!”<br />
<br />
<br />
Omar Khayyam - (Dari Rubaiyat Omar Khayyam) Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-79450465874327752392015-04-22T22:41:00.000+07:002015-04-22T22:41:01.547+07:00Konsep Cinta - Muhammad IqbalTitik yang bercahaya namanya ialah diri<br />
Adalah bunga api hidup di bawah debu kita<br />
Dengan cinta, ia jadi abadi<br />
Lebih pintar, lebih membakar, lebih bersinar<br />
Dari cinta bermula kegemilangan wujudnya,<br />
Dan pembangunan kemungkinannya yang tidak diketahui<br />
Keadaannya menggumpul api dari cinta<br />
Cinta mengarahkannya menyinari dunia<br />
Cinta tidak takut pedang atau keris<br />
Cinta bukan dilahirkan dari air dan udara dan tanah<br />
Cinta mengadakan damai dan perang dalam dunia<br />
Cinta ialah pancaran hidup<br />
Cinta ialah pedang mati yang berkilauan<br />
Batu yang paling keras retak oleh pandangan cinta<br />
Cinta Allah akhirnya menjadi seluruhnya Allah<br />
Dalam hati manusia bermukimnya<br />
Muhammad Tanah Madinah lebih manis dari kedua-dua alam<br />
Oh gembiralah kota di mana tempat tinggalnya yang dicinta<br />
<br />
Muhammad Iqbal Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-21055311199632410252015-04-13T15:22:00.000+07:002015-04-13T15:22:52.684+07:00Mati Sebelum Kau Mati - RumiKau sudah banyak menderita, Tetapi kau masih terbalut tirai’<br />
Karena kematian adalah pokok segala<br />
Dan kau belum memenuhinya, Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’<br />
<br />
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga<br />
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang, Kau terlarang menginjak atap<br />
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus<br />
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba<br />
<br />
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu<br />
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…<br />
Perahu yang sudah hancur berpuing-puing, Akan menjadi matahari di Lazuardi<br />
Karena kau belum ‘Mati’, Maka deritamu berkepanjangan<br />
<br />
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar<br />
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi, Sebelum gemintang bersembunyi<br />
Arahkan tombakmu pada dirimu, Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu<br />
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…<br />
<br />
Wahai mereka yang memiliki ketulusan… Jika ingin terbuka ‘tirai’<br />
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’<br />
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan<br />
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan Untuk masuk ke dalam Cahaya…<br />
<br />
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya<br />
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya<br />
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar<br />
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa… Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-23796223350661637512015-04-09T10:30:00.000+07:002015-04-09T10:30:20.966+07:00Nyanyian Hujan - Kahlil GibranAku ini percikan benang-benang perak yang dihamburkan dari syurga oleh dewa-dewa.<br />
Alam raya kemudian meraupku, bagi menyirami ladang dan lembahnya.<br />
Aku ini taburan mutiara, yang dipetik dari mahkota Raja Ishtar, oleh puteri Fajar,<br />
untuk menghiasi taman-taman mayapada.<br />
<br />
Pabila ku urai air mata, bukit-bukit tertawa;<br />
Pabila aku meniup rendah, bunga-bunga gembira,<br />
Dan bila aku menunduk, segalanya cerah-ceria.<br />
<br />
Ladang dan awan mega berkasih-mesra, Di antara mereka aku pembawa amanat setia,<br />
Yang satu ku lepas dari dahaga, Yang lain ku obati dari luka.<br />
<br />
Suara guruh mengkhabarkan kedatanganku<br />
Pelangi di langit menghantar pemergianku,<br />
Bagai kehidupan duniawi, diriku,<br />
Dimulakan pada kaki kekuatan alam,<br />
Dan diakhiri di bawah sayap kematian.<br />
<br />
Aku muncul dari dalam jantung samudera, Melayang tinggi bersama pawana,<br />
Pabila kulihat ladang memerlukanku, Aku turun,<br />
kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan, Dalam berjuta cara.<br />
<br />
Jemariku lembut bermain pada jendela-jendela kaca<br />
Dan berita yang kubawa membawa bahagia,<br />
Semua orang dapat mendengarnya, namun hanya yang peka,<br />
Dapat memahami maknanya.<br />
<br />
Panas udara melahirkan aku, Namun sebagai balasannya aku membunuhnya,<br />
Laksana wanita yang mengungguli jejaka, Dengan kekuatan yang dihisap daripadanya.<br />
<br />
Diriku helaan nafas samudera<br />
Gelak tertawa padang ladang,<br />
Dan cucuran air mata dari syurga.<br />
<br />
Maka, disertai cinta kasih - dihela dari kedalaman laut kasih-sayang;<br />
tertawa ria dari rona padang jiwa, air mata dari kenangan syurga abadi. Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-10665825514879723182015-04-08T23:36:00.000+07:002015-04-08T23:36:00.265+07:00Petikan Rubaiyat - Omar KhayyamMari kita ikuti kisah seorang anak manusia<br />
dan kita lupakan usia<br />
dengan keindahan bintang di malam hari<br />
tidur tak mampu memperpanjang usia manusia<br />
berjaga malam<br />
juga tidak mengurangi umur manusia sedikit pun<br />
<br />
<br />
Sekeping roti untuk sehari atau dua penghabisan<br />
Setitis air di kendi yang pecah berkeping<br />
Dengan ini, apa perlunya aku tunduk kepada kepala orang lain<br />
Apa sebab aku harus merangkak kepada pegawai bawahan?<br />
<br />
<br />
Lawanku keliru menyebutku ahli falsafah<br />
Tuhan tahu aku bukan yang mereka katakan<br />
kerana terlanjur lahir di tempat yang menyedihkan ini<br />
tak perlu aku tahu siapa aku sebenarnya<br />
<br />
<br />
Camar cukup bahagia dengan tulang belulang<br />
mengapa harus mencuri dari meja si kaya?<br />
aku telah punya sekeping roti besar<br />
tak perlu menghamba kepada sesiapa pun buat mendapat makanan Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-22587439549842729912015-04-05T23:57:00.000+07:002015-04-05T23:57:45.649+07:00Al Hikam Al Ataiyyah - Ibn AthaillahBagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang menzahirkan setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang terzahir dengan setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang terzahir di dalam setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang terzahir bagi setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah Yang Maha Zahir sebelum wujud setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang terlebih zahir daripada setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah Yang Satu (yakni Yang Maha Esa) yang tiada bersertaNya sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang lebih dekat kepadamu daripada setiap sesuatu?<br />
<br />
Bagaimanakah boleh dibayangkan bahawa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan jika bukanlah keranaNya, tiadalah akan wujud setiap sesuatu?<br />
<br />
Alangkah menakjubkan bagaimana kewujudan boleh terzahir di dalam ketidakwujudan (‘adam), atau bagaimanakah boleh menjadi masih tetap al-hadith (benda yang baharu yakni makhluk) bersama Dia yang memiliki sifat qidam (yakni tiada bagiNya permulaan). Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-44072659347632945962015-04-05T00:47:00.000+07:002015-04-05T00:47:12.225+07:00Nyanyian Waktu - Muhammad IqbalAku derita maupun penawar<br />
Kesederhanaan maupun kemegahan.<br />
Aku pedang yang menghancurkan<br />
Aku mata air kekekalan<br />
Aku api yang membinasakan<br />
Aku taman kebaqaan<br />
<br />
Pertentanganku nyata<br />
(Anggaplah itu tipu-muslihat):<br />
Berubah selalu, diam senantiasa<br />
Tak berubah dalam dada yang berubah.<br />
<br />
Seperti jiwa manusia aku tak terikat<br />
Pada lambang-lambang bilangan-<br />
Aku tak terikat pada masa dan keluasan<br />
Pada pergantian dan tahun kabisat<br />
<br />
Kau adalah rahasia terpendam dalam dirimu<br />
Aku adalah rahasia dari wujudmu.<br />
Aku hidup karena kau memiliki jiwa<br />
Dan tempat tinggalku adalah kesendirian jiwamu<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-5709503783243051862015-04-04T01:12:00.000+07:002015-04-04T01:12:17.292+07:00Teman & Cinta Sejati - Kahlil GibranTeman Sejati<br />
<br />
Mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..'<br />
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu sebentar'<br />
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku sendiri'<br />
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?<br />
<br />
<br />
Cinta Sejati<br />
<br />
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya..<br />
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia..<br />
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'<br />
<br />
Apabila cinta tidak berhasil... BEBASKAN dirimu...<br />
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI ..<br />
Ingatlah... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..<br />
tapi.. ketika cinta itu mati.. kamu TIDAK perlu mati bersamanya...<br />
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..<br />
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-83884675052133398082015-04-02T15:05:00.000+07:002015-04-02T15:05:54.116+07:00Syair Cinta - Jalaluddin RumiPara Pecinta<br />
<br />
Kepala-Mu pening karena aku. Pukullah aku kalau begitu<br />
Kau tahu aku tak ingin hidup tanpa diri-Mu<br />
Bagiku lebih baik mati daripada pengusiran ini<br />
Demi Allah yang membangkitkan kembali orang-orang mati.<br />
Sama sekali tak mungkin percaya aku<br />
Bahwa Kau berpaling dari hamba-Mu<br />
Selalu kukatakan ucapan yang dilontarkan musuh-musuhku<br />
Hanya rekaan dusta semata.<br />
Kau jiwaku dan tanpa jiwaku, Bagaimana mesti hidup aku<br />
Kau mataku tanpa Kau Aku tak punya mata untuk melihat sesuatu.<br />
<br />
<br />
Pernyataan Cinta<br />
<br />
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata<br />
Kusimpan kasih-Mu dalam dada<br />
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu<br />
Segera saja bagai duri bakarlah aku.<br />
Meskipun aku tenang, diam bagai ikan<br />
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan<br />
Kau yang telah menutup rapat dalam bibirku<br />
Tariklah misaiku dalam dekat-Mu.<br />
Apakah maksud-Mu? Mana aku tahu?<br />
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.<br />
Ku kunyah lagi menahan kepedihan<br />
Mengenangmu bagai unta memamah biak makanan<br />
Dan bagai unta yang geram mulut ku berbusa.<br />
Meskipun aku tinggal bersembunyi dan tidak bicara<br />
Di hadirat kasih aku jelas dan nyata.<br />
Aku bagai benih di bawah tanah, Aku menanti tiada musim semi.<br />
Hingga tanpa napas ku sendiri, Aku dapat bernapas wangi<br />
Dan tanpa kepalaku sendiri, Aku dapat membelai kepala lagi.<br />
<br />
Jalaluddin Rumi Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6959665231552170756.post-28634808790295946022015-04-01T13:10:00.001+07:002015-04-01T13:10:24.325+07:00Tentang Ikhwan dan Akhwat SeJati<b>Ceritakan Aku Tentang Ikhwan SeJati</b><br />
<br />
Ikhwan Sejati bukanLah diLihat dari Bahunya yang Kekar,<br />
Tapi dari Kasih Sayangnya pada orang disekitarnya.<br />
<br />
Ikhwan Sejati BukanLah diLihat dari Suaranya yang Lantang,<br />
Tapi dari KeLembutannya mengatakan Kebenaran.<br />
<br />
Ikhwan Sejati BukanLah diLihat dari Kerasnya PukuLan,<br />
Tapi dari Sikap Bijaknya Memahami PersoaLan.<br />
<br />
Ikhwan Sejati BukanLah diLihat dari Dadanya yang Bidang,<br />
Tapi dari Hati yang Ada diBaLik itu.<br />
<br />
Ikhwan Sejati bukanlah diLihat dari Banyaknya Akhwat yang Memuja,<br />
Tapi dari Komitmennya terhadap Akhwat yang diCintainya.<br />
<br />
Ikhwan Sejati BukanLah diLihat dari BarbeL yang DiBebankan,<br />
Tapi dari Tabahnya Dia menjaLani Lika-Liku Kehidupan.<br />
<br />
Ikhwan Sejati BukanLah diLihat dari Kerasnya Membaca AL Quran,<br />
Tapi dari Konsistennya Dia MenjaLankan apa yang DiBacanya.<br />
<br />
ContohLah Dia..!!!<br />
Siapakah Dia..???<br />
Muhammad.. RasuluLLah.. <br />
<br />
<br />
<b>Ceritakan Aku Tentang Akhwat SeJati</b><br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari Kecantikan paras wajahnya,<br />
tetapi dilihat dari kecantikan Hati yang ada dibaliknya.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang Mempesona,<br />
tetapi dilihat dari sejauh mana dia menutupi bentuk tubuhnya.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari begitu banyaknya Kebaikan yang ia berikan,<br />
tetapi dari keikhlasannya ia memberikan Kebaikan itu.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya,<br />
tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari keahliannya dalam berbahasa,<br />
tetapi dilihat dari bagimana cara ia berbicara.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian,<br />
tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatan.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari kekhawatiran digoda orang di jalan,<br />
tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinya yang mengundang orang jadi tergoda.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani,<br />
tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.<br />
<br />
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya ia dalam bergaul,<br />
tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.<br />
<br />
ContohLah Dia..!!!<br />
Siapakah Dia..???<br />
Istri-Istri RasuluLLah.. Unknownnoreply@blogger.com