Taman pun Kembali Sepi

Musim hendak berlalu dan taman pun kembali sepi
Sejenak melupakan indahnya barisan bait bait puisi
Karena Kesunyian lebih lah indah dari sajak insani
Milik Sang Alam yang slalu getarkan nafas kehidupan

Taman nan sunyi ciptakan keindahan Sang malam
Berselimut getaran kesucian dari syair cakrawala
Kehangatannya dekapi jiwa jiwa gersang merana
Karena Kasih NYA bagi musim yang amat istimewa

Musim yang akan dijalani mencipta rindu menggoda
Menyentuh hangat pucuk dedaun sampai ke akarnya
Alam bergema teriakkan pujian kasih dan keagungan
Melenakan seluruh insan yang rindui kehadirannya

Musim yang senantiasa ditunggu dalam harunya kalbu
Musim yang senantiasa dinanti dalam sunyi sepinya hati
Musim yang indah menawan bagi jiwa lusuh perawan
Musim yang tak kan luput warnai cerianya kehidupan

Malam malam terus berganti diiringi taburan pujian
Siang siang berlalu lambat terasa menyapa hangat
Hari silih berganti menuju asa harapan kebahagiaan
Meniti langkah yang pasti untuk sebuah cita abadi

Taman ini amat sepi bagi geliat hidup yang telah mati
Taman ini tergadai usang pada lubuk hati yang gersang
Taman ini teramat sunyi bagi jiwa bimbang tak tenang
Taman ini telah terbeli oleh jiwa yang penuh harapan

Hujan dan Gerimis menyanyikan lagu kegembiraan hati
Desir angin nan berhembus lantunkan sajak indah pujian
Senja yang menggapai malam menebar ribuan harapan
Hari yang terus berganti membasuh sukma kegelisahan

Oh.. Rasa ini kembali berjalan pada sebuah kegelisahan
Sebuah Ganjalan Resah pada rasa bahagia dan kesediahan
Mengapa musim yang datang haruslah pergi dan berlalu
Tinggalkan taman yang tercipta sepi untuk sebuah hati

Kesedihan yang terlalu kala musim ini hendak berlalu
Tinggalkan ribu kenangan menuju sebuah harapan baru
Kebahagiaan yang tegapai dibalut rindu yang mendalam
Merobek Jiwa penghuni taman oleh Rindu berkepanjangan