Skenario Mimpi yang Terulang

Kala Panggung Pertunjukan Digelar dalam sebuah Bayangan
Dan Suasana Taman ini dibuatnya begitu Teramat Mencekam..
Tanpa disadari Dia pun Kembali… Tuk Datang Menghantui...
Bagi Malam Malam gelap Kehidupan yang tak Berpenghuni

Kala Jiwa Ku tak mampu lagi tuk Lari dari sebuah Kenyataan
Dan pagi tak hendak beranjak memupus episode yang terlalui
Bergejolak dalam diam Merasuk dalam Ribuan Keheningan
Sebuah Kisah malam yang tak ubahnya terror berkepanjangan

Ah.. Mengapa Skenario ini Harus selalu Aku yang Perankan..
Sejak masa dimana Jiwa masih tak Mampu untuk bisa Pahami
Pada apa yang harus Aku perankan dalam Teater Mimpi ini..
Hingga saat Jiwa telah jauh tersiksa dalam bagian Ceritanya

Lampu-lampu Malam Bintang Gemintang mulai dipadamkan
Cahya Rembulan tertutup Awan mencipta suasana Mencekam
Angin sejenak dihentikan menarik Hening bagi suara Bising
Memukau para Hadirin yang berisikan Jiwa-Jiwa yang Kering

Berawal hadir Menghantui dalam satu Masa yang Terabaikan
Hadir kembali pada Masa dan Tempat yang Sama dalam Cerita
Datang Terulang tiap Malam tanpa memberi Jeda peristirahatan
Slalu hadir menghantui dalam Nyata untuk sebuah Penderitaan

Dan Sungguh.. Ku takut untuk Memerankan lagi Kisah ku ini..
Walau peran Utama Terbayar dengan Ketenaran Dunia Khayal
Dunia yang jadi Taman Persinggahan para Jiwa Pengembara
Tuk saksikan Peran ku dalam Teater Malam yang Mencekam

Apakah Jiwa ini Sosok Penghibur bagi Keresahan Mereka??
Sedang Keresahan ku tak pernah Terhibur dalam Dunianya..
Apakah Jiwa ini Tokoh Idola dari Lakon yang musti Tercipta?
Sedangkan Peran ku Senantiasa terulang dalam Skenarionya..

Bagai tak Bosan Para Pengembara TerGelak dalam Tangisan
Saksikan Peran yang bagi ku Amatlah sangat Membosankan
Menjalani kisah Malam dalam Teater nan Megah Kesendirian
Perankan Lakon Usang dari Skenario Mimpi yang Terulang

***

2010 – Gelisah Jiwa
Dari Dunia Mimpi yang Terulang