Kala Benih Berkecambah

Bulir Kecil penuh Harapan itu pun melayang terjatuh
Dalam belaian nan lembut mesra jemari hembusan Angin
Menerpa kesunyian Hati dan tumbuh dalam Jiwa yang Suci
Tersentuh hangatnya pelukan Kasih, Terpelihara damai seadaanya..

Bulir yang Suci membawa Keagungan, tersemai semi berbiak
Mengisi keceriaan Taman hati, warnai kehidupan Rumput harapan
Marak beraneka Warna dan tumbuh mengakar kuat berserabut
Mencengkram tanah keteguhan, Menghujam sedalam-dalamnya.

Yah.. Benih yang membawa sifat temurun bersama generasinya
BerKecambah dalam Kasih menumbuhkan sebentuk Kerinduan.

Bulir Kecil yang tumbuh pancarkan Cahaya sebuah Harapan
Bagi putik yang dulu bersimpuh Resah dalam kelopak kebimbangan
Entah dimana bulir abadi akan tumbuh menyebar dan mengakar

Bulir yang bersemi tumbuh dalam sentuhan kelembutan hati
Berkecambah merekah menjelma batangan pohon Kesendirian
Berbunga dan berbuah.. Semi berbiak berharapan menggenerasi

Ah.. Mengapa ia bertunas Asmara dan menumbuhkan pohon Cinta
Berbunga warna Kasih yang harum semerbak beraroma Sayang
Berbuahkan Rindu dalam Taman hati dari sebentuk Gelisah Jiwa

Akankah ia layu meranggas dan mati oleh sebuah Kegersangan
Pada hitungan Musim yang akan tega memberi Dahaga kekecewaan
Sedangkan rindu tidaklah akan terhapus pada sebuah Penantian

Dan Musim pun datang mengejawantahkan semua Keresahan..
Yang menyebar ribuan Gundah pada setiap celah Ranting patah
Dedaun Keteduhan tersungkur Jatuh berguguran memucat sekarat
Histeriskan jerit serabut akar yang sejak tadi hanya bisa terdiam

Entahlah.. Sampai kapan ia akan tumbuh bersemi kembali..
Untuk bisa memahami arti kehadiran panasnya Sang Mentari
Menanti harapan Gerimis yang senantiasa membawa Kesegaran
Beranjak riang Bersintesa dan Tumbuhkan lagi Ribuan tunas Asmara..